Alhamdulillah paper pertamaku akhirnya muncul juga di science direct, tepatnya di jurnal Theoretical and Applied Fracture Mechanics (bisa diliat di sini). Namun paper itu akan termasuk di volume, issue, dan page berapa masih belum keliatan, karena si science direct memunculkan paper ini masih sebagai “accepted manuscript”. Btw, ada beberapa catatan menarik tentang paper pertamaku ini, begini ceritanya…
Paper ini merupakan ringkasan dari tesis master yang selesai tahun lalu. Saat memilih topik tesis Prof memintaku mengerjakan judul ini, pemodelan matematis untuk retakan. Saat itu beliau bilang: ini gampang Lief, karena cuman satu unknown variable aja yang butuh diselesaikan. Aku liat sih ini memang lebih “sederhana” ketimbang pilihan2 lainnya, tapi belum tentu gampang.
Saat itu Prof juga kasih catatan, hasil tesis ini nanti akan dipakai dia selama “cuti” di Oxford. Jadi Prof sudah mbuat tulisan yang berisi introduction dan persamaan dasar. Beliau memintaku untuk melengkapi tulisan itu dengan menurunkan persamaannya, menerjemahkannya menjadi program di Matlab, dan mbuat beberapa grafik. Sementara untuk buku tesis, Prof minta penurunan persamaan, grafik, dan analisanya diperbanyak. Sederhana sekali… Setelah itu selesai, Prof akan mendiskusikannya dengan Prof Korsunsky selama beliau di Oxford.
Ntah gimana Profku berdiskusi dengan Prof Korsunsky, aku gak pernah dilibatkan. Bahkan aku tahu Prof Korsunsky hanya sewaktu beliau ada kunjungan sehari ke NTUST. Saat itu kami diberi kesempatan untuk presentasi riset di lab ke dia. Kemudian dia juga memberikan kuliah umum ke mahasiswa, saat itu ntah dia cerita tentang apa, multiscale modeling atau apa gitu, aku gak paham
Ntah gimana ceritanya lagi, tiba-tiba Profku kirim e-mail bilang kalo papermu sudah accepted Lief, ini ada koreksi minor, tolong diperbaiki. Aku liat-liat koreksiannya, cuman masalah teknis grafik dan tabel. Aku penasaran kok gampang banget gini… Trus aku liat judul jurnalnya, siapa editornya, wah ketauan dehhhh…. Editornya Prof G.C. Sih, dia itu advisernya Profku pas dulu kuliah di Lehigh University. Wah pantas aja cepet…
Trus selidik punya selidik, ternyata mereka masih saling kontak. Bahkan minggu depan ini NTUST jadi tuan rumah international conference, Mesomechanics 2010. Chairman-nya: C.K. Chao (Profku), Co-chairman: G.C. Sih (Profnya Profku), trus tau gak siapa ketua Mesomechanics 2009 tahun lalu, iya bener, A.M. Korsunsky, orang Oxford itu… Mereka sudah membentuk jaringan ternyata, hahaha… Dan aku termasuk dalam jaringan itu, wakakakaka…
Itulah hebatnya atau cerdiknya atau menyebalkannya (tergantung sudut pandang sampean) ilmuwan-ilmuwan luar Indonesia. Mereka saling kenal, awalnya mungkin karena dulu advisernya, teman se-lab, ketemu di conference, atau hanya karena saling mereview paper. Kemudian dengan skema kerjasama mereka berkolaborasi, menerbitkan paper bersama, saling mengundang sebagai keynote speaker, nulis buku bareng, sampe mbuat conference sendiri. Muanteb tenan…
Aku kadang melihat hal semacam itu dari sudut pandang, iya mereka punya dana sementara di Indonesia lebih penting dana itu untuk pilkada… Tapi pasti ada sisi lain yang kita tidak memilikinya. Sehinggapun ada dana berlimpah, kita belum tentu bisa seperti mereka… Aku menemukan beberapa jawaban, lebih tepatnya masih hipotesa, perlu ada pembuktian lebih lanjut