English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sejarah Mekah, Ka'bah, Air Zam-zam

Saya mengenal kota Mekah di mana Ka'bah berada, saya mengenal air zamzam, air yang membasahi kehausan nabi Ismail dan ibunya, Hajjar. Lebih dari itu saya tidak tahu sama sekali bagaimana dulu Mekah berdiri sebagai kota, Ka'bah dan bagaimana air zamzam dari sejak zaman nabi Ibrahim as artinya 4000 tahun yang lalu bertahan hingga kini. Dari keingintahuan saya itu terangkumlah jurnal ini dan mudah-mudahan menarik untuk teman-teman. Selamat menjalankan ibadah puasa dan mohon maaf lahir batin ...
Mekah 4000 tahun yang lalu hingga 400 tahun yang lalu
Di pertengahan Laut Merah antara Yaman dan Palestina, menjulanglah lingkaran gunung-gunung yang terletak kurang lebih 80 kilometer dari padang pasir. Rantaian gunung-gunung ini mengelilingi lembah sempit yang memiliki 3 jalan keluar, yang menuju ke Yaman, yang menuju ke jalan dekat Laut Merah di pelabuhan Jida dan yang menuju ke Palestina. Di dalam lembah yang tertutup gunung-gunung inilah Mekah terletak.
Bagaimana sejarah Mekah sebelum nabi Ibrahim as, para ahli sejarah tampaknya sedikit kesulitan menemukan bukti sejarahnya. Namun yang jelas di lembah ini sudah sejak zaman dulu menjadi tempat singgah dan beristirahat, karena di sana ada sumber air. Besar kemungkinan Ismail as lah yang pertama menjadikannya tempat peristirahan tetap, bukan lagi hanya tempat singgah sebentar dan pasar tukar antara yang datang dari Selatan dan dari Utara.
Mekah sampai berdirinya Ka'bah ditengarai tidak terlepas dari suku Al Amalik dan Jurhum. Sesudah nabi Ismail dan Ibrahim as kurang lebih 2000 SM alias 4000 tahun yang lalu membangun fundamen Baitul Haram pun (lihat coretan saya di sini), masih lama lagi baru Mekah berkembang menjadi sebuah kota atau sejenis kota, karena para sejarawan masih menemukan sisa-sisa kehidupan nomaden. Demikian juga dengan administrasi Baitul Haram lama sesudah nabi Ismail as meninggal dunia, masih ada di tangan suku Jurhum, sebuah suku yang selalu tinggal di Mekah.
Kekuasaan suku Jurhum atas Mekah berakhir ketika Mudad Ibn Al Harith mengalahkan suku Amalik. Di generasi inilah perdagangan Mekah maju pesat dan mengalami kesejahteraan dan kenyamanan yang tinggi sehingga mereka menjadi lengah bahwa mereka tinggal di sebuah lembah yang tidak subur dan harus selalu dirawat dan dijaga dengan seksama, sehingga air Zam-zam pun menjadi kering.
Karena itu masyarakat menjadi gelisah dan suku Khuzza berusaha mengambil alih kekuasaan. Mudad kemudian pergi ke sumber air Zamzam dan menggali lubang di sana, di mana kemudian ia menyembunyikan dua gazelle dari emas, pedang dan kekayaan lainnya dengan harapan suatu hari akan mengambilnya lagi. Ia kemudian meninggalkan Mekah bersama dengan turunan Ismail. Semenjak itu maka Mekah kemudian jatuh ke tangan suku Khuzza.
Mekah 1600 tahun yang lalu sampai Islam datang
Saat kunci dari Baitul Haram ada di tangan Hulail dan kemudian Hulail meninggal kunci jatuh ke tangan putrinya, Hubba, yang menikah dengan Kusaij ibn Kilab (kakek dari nabi Muhammad saw di generasi kelima, tahun 400 M). Namun karena Hubba tidak ingin mengurusinya, kunci kemudian diserahkan ke Abu Ghibschan Al Chuzai, seorang peminum yang saat mabuk untuk membeli minuman anggur menjualnya ke Kusaij. Suku Khuzza lalu memprotes jatuhnya kunci Baitul Haram ke Kusaij tapi karena Kusaij oleh beberapa suku dianggap penduduk Mekah yang paling bijaksana, mereka bergabung dengan Kusaij dan kemudian mengusir suku Khuzza dari Mekah. Kusaij kemudian menyatukan semua kantor dari rumah suci dan suku-suku ini pun menyatakan setuju dengan kepemimpinan Kusaij.
Sebelum itu, tidak satupun bangunan boleh dibuat di dekat Ka'bah karena memang kaum Khuzza maupun Jurhum tidak menginginkan rumah Allah bertetangga dengan bangunan lainnya. Untuk itu mereka bila malam pulang ke tempat yang agak jauh di luar. Namun atas perintah Kusaij, penguasa baru Mekah, mulai dibangunlah dekat Ka'bah bangunan-bangunan lain serta sebuah balai kota, di mana tetua Mekah di bawah pimpinannya merundingkan segala urusan kota dan bermusyawarah. Tidak ada pernikahan yang tidak dilakukan di Baitul Haram ini. Kaum Qurais membangun rumah-rumah mereka dan menyediakan cukup tempat untuk kemungkinan perluasan.
Ketika Kusaij semakin tua dan lemah, ia merasa tidak lagi mampu mengurusi Mekah. Maka kemudian ia berikan Hijaba (kantor pengawasan) dan kemudian kunci rumah ke Abdud Dar, putra tertua Kusaij. Selain itu Kusaij juga memiliki seorang putra Abdu Manaf yang lebih dihormatí dan dipanuti oleh masyarakat kota Mekah. Selanjutnya diberikan pula Sikaja (urusan minum para pelawat), Liwa (bendera) dan Rifada (urusan makanan para pelawat). Rifada ini adalah sejumlah dana yang diberikan kaum Qurais setiap tahunnya dari harta mereka ke Kusaij. Di saat lawatan Kusaij menggunakan dari uang ini untuk membeli makanan bagi yang membutuhkan. Kusaij adalah orang pertama yang mewajibkan rifada terhadap kaum Qurais.
Abdud Dar setelah itu mengurus kantor Kaaba sesuai dengan yang diperintahkan ayahnya dan kemudian putra-putranya yang melanjutkannya. Putra-putra Abdu Manaf yakni Hasim, Abdu Syam, Al Muttalib dan Naufal, lebih disukai dan dikenal daripada putra-putra Abdud Dar. Karena itu kemudian mereka berempat bersatu dan berusaha mengambil alih kekuasaan yang ada ditangan sepupunya.

Sehingga terpecahlah Qurais dalam 2 partai, "Partai Berparfum" adalah turunan Abdu Manaf, disebut seperti itu karena mereka telah mencelupkan tangan mereka ke dalam parfum dan datang ke Kaaba dan bersumpah untuk tidak akan memecah belah ikatan itu. Sedangkan turunan Abdud Dar bersatu dalam "Partai Persekutuan". Kedua belah partai ini hampir saja berperang dan saling menghancurkan diri mereka sendiri namun kemudian mereka sepakat pada solusi : bani Abdu Manaf kemudian mengurus Sikaja serta rifada dan Abdud Dad mengurus hijaba, Liwa dan nadwa. Keduanya puas dengan solusi ini dan tetap seperti itu hingga Islam datang.
Haschim (464 n. Chr.) adalah pemimpin sukunya dan sangat kaya. Ia mengurusi sikaja dan rifada. Seperti yang telah dilakukan kakeknya ia pun menghimbau rakyatnya untuk menyumbangkan sebagian hartanya untuk mengurusi para pelawat, karena pengunjung dan pelawat rumah Allah adalah tamu Allah dan tamu memiliki hak dilayani dengan baik.
Hasim selain itu juga tidak pelit: kebaikan dan kemurahan hatinya juga berlaku untuk penduduk Mekah. Saat musim kering, ia menyediakan makan dan tarid, sehingga senyum di wajah penduduk Mekah dalam musim kering tidak hilang dari wajah. Selain itu Hasimlah yang memasukkan karavan musim dingin ke Yaman dan karavan musim panas ke As Syam. Melalui aturan inilah kemudian Mekah berkembang dan mencapai kejayaan sampai kemudian diakui sebagai ibukota.
Di saat Mekah jaya ini, putra-putra Abdu Manaf melakukan perjanjian keamanan dan perdamaian dengan daerah tetangga. Hasyim sendiri melakukan perjanjian dengan kerajaan Romawi dan dengan bangsawan Ghassan untuk kedamaian dan persahabatan bertetangga. Ia pula yang mengusahakan izin dari kekaisaran Romawi bagi kaum Qurais, untuk menyebrangi Asy Syam. Abdu Syam mengadakan perjanjian dagang dengan Negus dari Abesinia, Naufal dan Al Muttalib dengan Persia dan perjanjian dagang dengan Hinjar di Yaman. Ketenaran Mekah semakin meningkat dengan bertambahnya kesejahteraan, dan tidak seorang pun dapat menyaingi kemahiran orang Mekah berdagang. Karavan datang dari semua arah ke Mekah dan meninggalkannya di sana. Untuk itu orang Mekah berhasil mengumpulkan pengalaman dalam hal perkreditan dan per-bungaan dan semua hal yang berhubungan dengan perdagangan.
Hasyim tetap menjadi pemimpin Mekah hingga tua, bahkan ketika keponakannya Umaya ibn Abdu Syam selesai pendidikan tetap kekuasaan di tangan Hasyim, sehingga Umayya pindah ke Asy Syam untuk 10 tahun lamanya.
Dalam perjalanan ke Madina, Hasyim menikah dengan Salma Bint Amr dari suku Khazraj dan darinya lahirlah Syaiba dan tinggal kemudian di Madina dengan ibunya. Setelah kematian Hasyim, saudaranya Al Muttalib yang melanjutkan tanggung jawab Hasyim, walaupun Al Muttalib lebih muda dari Abdu Syam tapi di masyarakat Mekah lebih dikenal dan dihormati. Bangsa Qurais menyebutnya "sang dermawan".
Suatu hari Al Muttalib ingat ke putra Hasyim yang di Madina dan kemudian ia pergi ke Madina dan membawanya serta ke Mekah, ia pun kemudian mendudukkan putra Hasyim yang telah berangkat remaja di belakangnya di atas onta. Kaum Qurais mengira Al Muttalib membawa budaknya karena itu dipanggillah putra Hasyim ini dengan sebutan Abdul Muttalib, walaupun Al Muttalib berusaha menjelaskan bahwa anak itu adalah putra Hasyim. Tapi nama Abdul Muttalib lebih dikenal daripada Syaiba.

Ketika Al Muttalib akan memberikan harta Hasyim pada putranya, Naufal menolak dan menyimpannya untuk diri sendiri. Kemudian Abdul Muttalib dengan bantuan pamannya dari Madina melawan pamannya di Mekah ini untuk merebut yang menjadi haknya. Setelah kematian Al Muttalib, Abdul Muttalib mengambil alih tanggung jawab Hasyim yakni Sikaja dan Rifada.

Setelah keringnya air zamzam, maka untuk memenuhi kebutuhan air minum harus diambil dari beberapa sumber air di sekitar Mekah dan disimpan dalam kolam air dekat Ka'bah. Bila ia memiliki banyak putra tentulah hal ini tidak masalah, tapi karena ia hanya memiliki satu putra saja, Abdul Muttalib menjadi sangat khawatir.
Pada masa itu, orang-orang Arab seringkali mengingat kembali sumber air zamzam yang saat masa Mudad kering dan ditutup oleh harta karun. Mereka seringkali berharap agar air zamzam kembali mengalir. Lebih dari yang lain tentu saja terutama hal ini menjadi beban pikiran Abdul Muttalib. Hingga masalah ini terbawa ke dalam mimpinya, di mana di dalam mimpi itu ia diminta untuk menggali sumber air di mana nabi Ismail as dulu keluar. Sehingga karena panggilan untuk menggali ini demikian nyata, ia kemudian segera mencari sumber air zamzam dan berhasil menemukannya di antara berhala Isaf dan Naila. Dibantu oleh putranya Al Harits mulailah ia menggali sampai terpancarlah air zamzam keluar demikian juga dengan kedua gazel dari emas dan pedang Mudad.
Kaum Qurais menginginkan bagian dari sumber air dan apa yang telah ditemukan oleh Abdul Muttalib. Namun ia tidak setuju dan mengusulkan untuk melakukan undian yang kemudian juga disetujui oleh kaum Qurais. Undian ini ternyata dimenangkan oleh Abdul Muttalib. Pedang diambil oleh Abdul Muttalib dan gazelle emas untuk Ka'bah. Oleh Abdul Muttalib pedang kemudian dilebur dan dijadikan pintu untuk Ka'bah dan gazelle emas dijadikan dekorasi untuk Baitul Haram. Semenjak itu pengurusan Sikaja menjadi lebih mudah dengan ditemukannya air Zamzam ini.
Mekah sesudah zaman nabi Muhammad SAW
Sesudah zaman nabi besar SAW, Mekah telah berkali-kali diduduki. Di abad ke-13, Mesir mengambil alih kota Mekah. Mulai tahun 1517 Mekah dibawah Usmani yang kemudian menjadi kalifah. Di masa ini untuk pertama kali Ka'bah diperluas. Tahun 1916 syerif Hussein ibn Ali yang kemudian menjadi raja Hija berhasil mengalahkan kekuasaan Turki atas Mekah. Tahun 1924 Abd al-Aziz ibn Saud, sultan lama dari Naj menduduki Mekah. Ia yang membuat Mekah menjadi pusat keagamaan dari Saudi Arabia.
Mekah, Ka'bah dan Sumber air zamzam sekarang
Mekah sekarang berpenduduk sekitar 1,3 juta orang dan saat musim haji bisa bertambah 3 kali lipat. Pelindung dan penguasa dari Mekah dan Madina sejak tahun 1986 adalah raja Saudi. Sejak tahun 2005 adalah Abdullah ibn Abdulaziz Al Sa'du. Urusan kehakiman kota berdasarkan Sariah dan dilakukan oleh pengadilah kadi.


Ka'bah
(artinya kubus, dadu) juga disebut dengan nama Baitullah, Baitul Atiq atau rumah tua adalah bangunan berukuran 12 x 10 x 15 meter. Di atasnya ditutup oleh kain hitam yang disebut kiswah. Kiswah ini setiap tahun diganti dengan yang baru, di atasnya dihiasi oleh surat-surat Al Quran dari emas dan perak setinggi 3 sampai 4 meter.

Karena dengan kelembaban udara hampir 90%, hiasan ini lekas memucat dan memudar dan menjadi hitam karena peraknya beroksidasi sehingga tidak heran setiap tahun tidak hanya hiasannya saja tapi juga seluruh kiswah harus diganti. Di pabrik Kiswah ini bekerja 100 laki-laki sepanjang tahun untuk menyelesaikan kain ini. Mereka pergunakan setiap tahunnya kurang lebih 400 kg benang emas dan perak, yang lebih tipis dari seperrtiga milimeter dan dari emas murni 999 karat dan perak.

Di dalamnya ada hajjar aswad (artinya batu hitam) terletak di pojok Selatan Ka'bah. Dikabarkan batu hitam ini adalah meteorit tapi ada pula yang mengatakan batu ini adalah hadiah dari malaikat Jibril.

Nama zamzam berasal dari
Zomë Zomë, yang artinya 'berhenti mengalir'. sumur Zamzam terletak kurang lebih 20 meter di sebelah Timur Ka'bah. Sumur zamzam ini dibor oleh tangan dengan kedalaman kurang lebih 30,5 m, dengan kisaran diameter dalam 1,08 sampai 2,66 m. Secara hidrologis, sumur ini terletak di Wadi Ibrahim, yang mengalir membelah Mekah, dan keran air tanah dari aluvium wadi, seperti badan batu karang dasar yang segar.

Bagian atas yang 13,5 meter dalam aluvium berpasir dari wadi Ibrahim dan 17 meter di badan karang dasar diorit. Diantaranya ada 0,5 meter tebal karang
(weathered) yang sangat permeable. Jumlah muslim yang mengunjungi Mekah telah naik secara dramatis di 3o tahun terakhir, dari sekitar 400.000 per tahun di pertengahan tahun 1970.
Perbaikan pompa Zamzam dan sistem penyimpanan
Untuk mengatur kebutuhan air Zamzam dari sumur Zamzam, air Zamzam dipompa, dittreatment dan disimpan di tangki penyimpanan bawah tanah secara kontinyu. Sebelum didistribusi ke konsumen dan dikirim ke Madinah, air zamzam harus melalui rangkaian filter pasir, filter mikro dan disinfektan dengan ultraviolet.

Optimasi dari supplai air Zamzam dan distribusi
Para haji membawa air zamzam kembali ke rumah biasanya dalam plastik yang berukuran 10 atau 20 liter, yang mana mereka isi sendiri dari beberapa titik pengisian, yang terletak di sekeliling Al-Haram dan di pusat pengisian. Tapi lebih sering mereka membeli tangki yang sudah diisi dari penjual di jalan.

Sistem distribusi ini membutuhkan penanganan higienis dan usaha penanganan yang lebih baik. Karena itu, Zamzam Studies and Research Center terus dalam proses untuk mengevaluasi sistem pengisian sekarang ini dan desain peningkatan yang akan mengurangi libatan langsung manusia dan penjual.


Sumber dari :
6. Gambar dari http://www.ezsoftech.com/hajj/img/kabah_interior.jpg
‘Îd al-Adhha juga disebut dengan nama hari raya Qurban. ‘Adhha secara harfiyah berarti menyembelih hewan tertentu. Sementara qurban berarti pendekatan yang sempurna kepada Allah. Makna sempurna dipahami dari bentuk kata qurban قربان) ) yang merupakan bentuk kata benda (mashdar) kata qaraba yang berarti dekat. Kata ini satu pola dengan kata Qur’an (قرآن ) yang berarti bacaan yang paling sempurna, berasal dari kata qara’ a (membaca). Sehingga, ‘Id al-Adhha yang padanya ada ibadah haji dan qurban pada hakikatnya adalah sarana bagi setiap muslim untuk mencapai kedekatan yang paling sempurna kepada Allah.
Pada prinsipnya, semua ibadah yang dilakukan manusia, apapun bentuknya adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, belum dinamai Qurban (pendekatan yang sempurna). Pendekatan kepada Allah swt. barulah sampai ke tingkat yang paling sempurna (Qurban), jika sudah melaksanakan ritual tertentu pada hari raya al-Adhha yang salah satu bentuknya menyembelih hewan tertentu seperti kambing, sapi dan unta.
Oleh karena itulah, ‘id al-Adhha merupakan hari raya terbesar dalam ritual keagamaan umat Islam, walaupun dalam prakteknya, kita khususnya umat Islam di Indonesia menjadikan îd al-fithr sebagai hari raya terbesar. Di Indonesia, agaknya sudah menjadi sebuah budaya yang mungkin akan susah untuk dirobah, bahwa hari raya îd al-fithr dirayakan dengan sangat besar dan meriah, sementara îd al-adhha dirayakan dengan sangat sederhana, bahkan tanpa merasakannya sebagai hari raya. Keagungan îd al-adhha dibandingkan îd al-fithr terlihat dari beberapa hal.
Pertama, pada perintah bertakbir untuk kedua hari raya tersebut. Di mana, pada hari raya îd al-fithr bertakbir diperintahkan mulai dari terbenamnya matahari akhir ramadhan, sampai turunya khatib dari mimbar khutbah hari raya tanggal 1 syawal tersebut. Sedangkan pada hari raya îd al-Adhha, takbir diperintahkan mulai tergelincirnya matahari hari pada hari Arafah tanggal 9 Zulhijjah, sampai berakhirnya waktu ashar hari ketiga dari pada hari tasyrîq, yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Hal itu berarti masa berkumandangnya takbir mengagungkan nama Allah, lebih lama pada hari raya îd al-Adhha dibandingkan îd al-fithr.
Kedua, terletak pada subtansi dan tujuan kedua hari raya tersebut. Di mana, sebelum hari raya îd al-fithr umat Islam melaksanakan serangkaian ibadah baik siang maupun malam hari selama satu bulan penuh. Begitu juga, mereka dituntut meningggalkan larangan Allah swt ketika melaksanakan ibadah yang diperintahkan kepada mereka. Sehingga perjuangan mereka selama sebulan tersebut menjadikan umat Islam pada hari raya îd al-fithr bergembira dan bersorak dengan bertakbir, karena kemenangan mereka berperang melawan hawa nafsu. Setelah satu bulan berjuang melaksankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, sehingga mereka mendapatkan prestasi menjadi orang yang bertaqwa (muttaqîn). Oleh karena itu, îd al-fithr diartikan sebagai simbol kemenangan manusia melawan hawa nafsu.
Berbeda halnya dengan îd al-Adhha, di mana umat Islam melaksanakan ibadah qurban padanya. Mereka bertakbir, mengagungkan nama Allah swt karena kemenangan umat Islam melawan keegoan diri. Sebab, korban adalah simbol pengorbanan keegoan manusia terhadap dirinya. Hal itu disimbolkan dengan peristiwa penyembelihan Isma’il oleh Ibrahim as. Di mana, Ibrahim as sudah menantikan kehadiran seorang anak selama puluhan tahun. Ketika anak yang dinantikan sudah diperoleh, dan disaat seorang ayah berada dipuncak kasih sayangnya kepada sang anak, Allah swt menginginkan anak itu diberikan untuk-Nya. Namun, Ibarahim as. dengan penuh ketaatan memberikan yang terbaik dari dirinya demi kepatuhan kepada Allah swt. Oleh karena itulah, Ibrahim as. dianugerahi prestasi sebagai muhsinîn. Seperti firman Allah swt dalam surat ash-Shafât [37]: 105
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “sesungguhnya kamu Ibrahim telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Dengan demikian, terdapat perbedaan prestasi yang diperoleh manusia dalam kedua hari raya îd al-fithr dan îd al-Adhha. Jika pada hari raya îd al-fithr seseorang menjadi muttaqîn melalu ibadah puasa, maka pada hari raya îd al-Adhha seseorang menjadi muhsinîn melalui pelaksanaan ibadah qurban.
Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Hajj [22]: 37
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik (muhsinîn).”
Posisi muhsinîn agaknya lebih sempurna dari posisi muttaqîn. Sebab, muttaqîn berarti kemampuan seseorang untuk memelihara diri agar selalu mengerjakan perintah Allah swt dan tidak melakukan larangan-Nya, sehingga dia terpelihara dari bencana, amarah, murka, dan siksa Allah swt. Sementara muhsinîn bukan hanya kemampuan seseorang untuk melakukan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, namun juga kemampuan dan kemauan serta kerelaan seseorang mempersembahkan yang terbaik dari apa yang dimilikinya untuk ketaatannya kepada Allah swt. Itulah kiranya, kenapa hewan yang dikorbankan tidak boleh ada cacat pada tubuhnya, dan harus hewan yang sehat, gemuk yang menunjukan bahwa ia adalah yang terbaik yang harus diberikan untuk Allah swt.
Kalau kita berbicara ibadah qurban, maka ritual tersebut sudah sangat tua dan lama sekali, bahkan sama masanya dengan kemunculan manusia di pentas bumi ini. Dalam surta al-ma’idah [5]: 27 Allah swt berfirman
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”
Itulah awal mulanya ibadah qurban, yang dimulai dari pengorbanan dua anak Adam as. Habil dan Qabil. Allah swt menerima qurban Habil karena dia memberi miliknya yang terbaik untuk Allah swt dengan penuh keikhlasan. Sementara Allah swt menolak qurban Qabil, karena dia memberikan sesuatu yang buruk dari apa yang dimilikinya, itupun dilakukan dengan perasaan terpaksa dan tanpa keikhlasan.
Kemudian sejarah qurban ini berlanjut dalam setiap genarasi manusia, dan dalam setiap peradaban yang diciptakan manusia. Sehingga, ada sebagain yang menyimpang dari ritual yang diajarkan oleh Allah swt. Berdasarkan catatan sejarah, bahwa sebagian peradaban manusia kemudian menjadikan manusia sebagai qurban yang dipersembahkan kepada dewa-dewa yang diyakini tuhan penguasa manusia. Di Mesir misalnya, gadis tercantik dipersembahkan kepada dewa yang mereka sembah yaitu dewa sungai Nil. Sementara di Iraq (Babil), bayi-bayi dipersembahkan kepada dewa yang mereka sembah yaitu dewa Baal. Suku Astek di Meksiko, mempersembahkan jantung dan darah gadis perawan kepada Dewa Matahari. Di Eropa Utara atau daerah Skandinavia, orang-orang Viking mempersembahkan darah dan tubuh pemuka-pemuka agama mereka kepada dewa perang “Odin” sebagai qurban. Begitulah bentuk penyimpangan ritual qurban yang dilakukan manusia sepanjang sejarah kehidupan mereka di pentas bumi ini. Namun, ada hal yang menarik untuk dicermati, bahwa setiap peradaban manusia terlepas dari penyimpangan yang dilakukan, yang pasti mereka memberikan sesuatu yang terbaik untuk dipersembahkan sebagai qurban kepada tuhan mereka.
Kemudian datanglah nabi Ibrahim as. meluruskan penyimpangan terhadap ritual qurban tersebut. Allah swt juga menyuruh Ibrahim untuk menyembelih anaknya Isma’il as. namun kemudian menggantinya dengan sesembelihan yang besar berupa kibas, karena seorang manusia terlalu mahal harganya untuk dijadikan qurban –sekalipun tidak layak mengatakan ungkapan seperti itu untuk Allah- . Peristiwa tersebut direkam Allah swt dalam firman-Nya surat ash-Shafat [37]: 100-111.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ(100)فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ(101)فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ(102)فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ(103)وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ(104)قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ(105)إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ(106)وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ(107)وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ(108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ(109)كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ(110)إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ(111)
Artinya: “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh (100), Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (101), Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (102), Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya) (103), Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim (104), sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105), Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106), Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (107), Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (108), (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim (109), Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (110), Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman (111).”
Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari cerita penyembelihan Isma’il as oleh Ibrahim as di atas. Pertama, betapa Ibrahim sebagai seorang hamba menunjukan kepatuhan dan ketaatannya kepada Allah swt. Karena semenjak awal kelahirannya, Ibrahim as. telah diberikan begitu banyak ujian oleh Allah swt. Namun, semua ujian itu diselasaikannya dengan sempurna. Seperti firman Allah swt dalam surat al-Baqarah [2]: 124
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan banyak ujian, lalu semua ujian itu diselesaikannya dengan sangat sempurna maka Allah berfirman; ”Saya menjadikan engkau imam (pemimpin) untuk manusia”, Ibrahim berkata; jadikan juga keturunanku menjadi imam. Allah menjawab “janji-Ku tidak akan mengenai orang yang zhalim.”
Ujian yang diberikan kepada Ibrahim as. mulai dari awal kelahirannya, di mana saat itu raja Namrudz mengeluarkan kebijakan bahwa setiap kelahiran anak-laki laki harus dibunuh. Sehingga Ibrahim as. dilahirkan ibunya ditempat yang jauh dari manusia. Setelah dewasa Ibrahim diperintahkan untuk menyeru ayahnya, kaumnya serta raja Namrudz untuk bertauhid kepada Allah swt dan menyembah-Nya, namun ajakan itu disambut kaumnya dengan membakarnya, bahkan ayahnya mengusirnya dari rumahnya. Kemudian setelah menikah, Ibrahim as. harus menunggu waktu yang sangat lama untuk bisa memperoleh keturunan. Diriwayatkan bahwa beliau memperoleh keturunan setelah berumur lebih dari 80 tahun. Setelah isterinya hamil dan saat akan melahirkan, Ibrahim as. disuruh mengantarkan isterinya di tempat yang tidak berpenghuni di padang pasir, sehingga dia tidak sempat melihat dan menyambut kelahiran anak yang sudah lama ditunggunya. Setelah anaknya menganjak dewasa, Allah swt menyuruh mengorbankannya dengan menyembelih anak tersebut.
Hal yang sangat menarik untuk direnungkan dari kisah penyembelihan Isma’il oleh Ibrahim seperti diceritakan dalam surat ash-Shafat di atas. Di mana Ibrahim berkata kepada anaknya Isma’il “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”. Ibrahim as. tidak berkata “Hai anakku! sesungguhnya aku bermimpi diperintah Allah untuk menyembelihmu”. Hal itu menunjukan bahwa Qurban bukanlah sebuah paksaan dan kewajiban. Qurban adalah ibadah yang menuntut kesadaran dan kerelaan seorang hamba untuk mencapai tingkat tertinggi. Lihatlah panggilan Allah kepada Ibrahim, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya…”. Allah swt. tidak menyeru Ibrahim dengan kalimat, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah melaksanakan perintah-Ku…”. Sehingga, wajarlah kalau ibadah tersebut disebut Qurban (pendekatan paling sempurna). Karena, seorang hamba bersedia memberikan yang terbaik dari apa yang dimilikinya dengan kesadaran dan penuh kerelaan, tanpa ada paksaan apalagi ancaman dosa dan sanksi.
Masih banyak lagi bentuk ujian yang diberikan kepada Ibrahim as. Akan tetapi, semua ujian itu diselesaikan oleh Ibrahim as. dengan sempurna sehingga Allah swt mengangkatnya menjadi imam (pemimpin), dan menjadi orang muhsinîn.
Itulah pelajaran berharga yang bisa diambil dari Ibrahim as, bahwa kesuksesan menjalankan ujian akan membawa manusia menjadi orang yang terhormat, baik di hadapan Allah swt maupun di hadapan manusia. Begitu juga kesediaan memberikan yang terbaik untuk Allah swt akan membuat manusia menjadi kekasih Allah swt. Seperti firman Allah swt dalam surat al-Ma’idah [5]: 13
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ….
Artinya: “…maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (muhsinîn).”
Kedua, Ibrahim as. sebagai orang tua meminta pendapat anaknya sebelum melakukan keinginannya, sekalipun itu perintah Tuhan. sebab, seorang anak juga memiliki hak untuk ikut menentukan masa depannya. Hal itu tergambar dari ungkapan nabi Ibrahim as. "…Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”.
Begitulah seharusnya orang tua yang bijaksana terhadap anak mereka. Sebab, Anak juga punya hak untuk didengarkan pendapatnya oleh orang tua mereka. Orang tua sekalipun memiliki wewenang penuh terhadapnya, namun dalam memutuskan sesuatu apalagi yang terkait dengan masa depan sang anak, orang tua harus tetap mendengarkan kinginan sang anak. Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang tidak bersikap otoriter dan memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka.
Ketiga, jawaban Isma’il as. yang begitu mantap sebagai cerminan seorang anak yang shalih. Ketika ayahnya meminta pendapatnya atas pengorbanan dirinya, dengan mantap Isma’il menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Begitulah gambaran seorang anak yang shalih dalam membuktikan bakti, kepatuhan, dan ketaannya kepada orang tuanya demi menunaikan perintah Allah swt. Tentu, semua orang tua mendambakan anak mereka menjadi anak yang shalih dan menjadi orang yang berbakti kepada mereka. Namun, memperoleh anak yang shalih bukanlah sesuatu yang mudah, karena orang tua harus memulainya sejak dini. Mulai dari memilih jodoh, memberikan makan yang halal lagi baik, dan yang paling penting memberikan pendidikan agama kepada mereka. Tentunya, ini semua adalah tanggung jawab orang tua.
Apalagi dengan melihat kondisi kemajuan zaman dan segala bentuk hasil peradaban yang diciptakan manusia. Jikalau para orang tua tidak hati-hati dan berupaya dengan keras mengarahkan pendidikan anaknya, amat mustahil anak yang shalih bisa diperoleh. Janganlah kita seperti yang pernah diriwayatkan Rasullah saw, bahwa nanti di akhirat ada seorang yang hendak melangkahkan kakinya ke sorga. Sesaat sebelum memasukinya, datang seorang yang berteriak “Ya Rabbi anshifni min hâdza al-zhâlim” (Ya Tuhan cegah dulu langkah orang zalim itu!). Tuhan bertanya “Kenapa engkau panggil dia orang zalim, bukankah dia orang tuamu?”. Jawabnya “Betul, dia adalah orang tua saya, dulu ketika di dunia dia adalah orang shalih dan taat kepada-Mu, sehingga Engkau hadiahkan sorga-Mu untuknya hari ini. Namun, keshalihan dan ketaatan itu hanya untuk dirinya, dia tidak pernah memperhatikan dan menyuruhku menyembah-Mu, sehingga hari ini engkau hadiahkan neraka-Mu untukku. Aku minta keadilan kepada-Mu”. Tuhan pun memberikan keadilan dengan saling menukar posisi mereka. Anak menggantikan ayahnya masuk sorga, dan ayah menggantikan anaknya masuk neraka.

Khutbah ‘Îd al-Adhha

‘Îd al-Adhha juga disebut dengan nama hari raya Qurban. ‘Adhha secara harfiyah berarti menyembelih hewan tertentu. Sementara qurban berarti pendekatan yang sempurna kepada Allah. Makna sempurna dipahami dari bentuk kata qurban قربان) ) yang merupakan bentuk kata benda (mashdar) kata qaraba yang berarti dekat. Kata ini satu pola dengan kata Qur’an (قرآن ) yang berarti bacaan yang paling sempurna, berasal dari kata qara’ a (membaca). Sehingga, ‘Id al-Adhha yang padanya ada ibadah haji dan qurban pada hakikatnya adalah sarana bagi setiap muslim untuk mencapai kedekatan yang paling sempurna kepada Allah.
Pada prinsipnya, semua ibadah yang dilakukan manusia, apapun bentuknya adalah upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, belum dinamai Qurban (pendekatan yang sempurna). Pendekatan kepada Allah swt. barulah sampai ke tingkat yang paling sempurna (Qurban), jika sudah melaksanakan ritual tertentu pada hari raya al-Adhha yang salah satu bentuknya menyembelih hewan tertentu seperti kambing, sapi dan unta.
Oleh karena itulah, ‘id al-Adhha merupakan hari raya terbesar dalam ritual keagamaan umat Islam, walaupun dalam prakteknya, kita khususnya umat Islam di Indonesia menjadikan îd al-fithr sebagai hari raya terbesar. Di Indonesia, agaknya sudah menjadi sebuah budaya yang mungkin akan susah untuk dirobah, bahwa hari raya îd al-fithr dirayakan dengan sangat besar dan meriah, sementara îd al-adhha dirayakan dengan sangat sederhana, bahkan tanpa merasakannya sebagai hari raya. Keagungan îd al-adhha dibandingkan îd al-fithr terlihat dari beberapa hal.
Pertama, pada perintah bertakbir untuk kedua hari raya tersebut. Di mana, pada hari raya îd al-fithr bertakbir diperintahkan mulai dari terbenamnya matahari akhir ramadhan, sampai turunya khatib dari mimbar khutbah hari raya tanggal 1 syawal tersebut. Sedangkan pada hari raya îd al-Adhha, takbir diperintahkan mulai tergelincirnya matahari hari pada hari Arafah tanggal 9 Zulhijjah, sampai berakhirnya waktu ashar hari ketiga dari pada hari tasyrîq, yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Hal itu berarti masa berkumandangnya takbir mengagungkan nama Allah, lebih lama pada hari raya îd al-Adhha dibandingkan îd al-fithr.
Kedua, terletak pada subtansi dan tujuan kedua hari raya tersebut. Di mana, sebelum hari raya îd al-fithr umat Islam melaksanakan serangkaian ibadah baik siang maupun malam hari selama satu bulan penuh. Begitu juga, mereka dituntut meningggalkan larangan Allah swt ketika melaksanakan ibadah yang diperintahkan kepada mereka. Sehingga perjuangan mereka selama sebulan tersebut menjadikan umat Islam pada hari raya îd al-fithr bergembira dan bersorak dengan bertakbir, karena kemenangan mereka berperang melawan hawa nafsu. Setelah satu bulan berjuang melaksankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, sehingga mereka mendapatkan prestasi menjadi orang yang bertaqwa (muttaqîn). Oleh karena itu, îd al-fithr diartikan sebagai simbol kemenangan manusia melawan hawa nafsu.
Berbeda halnya dengan îd al-Adhha, di mana umat Islam melaksanakan ibadah qurban padanya. Mereka bertakbir, mengagungkan nama Allah swt karena kemenangan umat Islam melawan keegoan diri. Sebab, korban adalah simbol pengorbanan keegoan manusia terhadap dirinya. Hal itu disimbolkan dengan peristiwa penyembelihan Isma’il oleh Ibrahim as. Di mana, Ibrahim as sudah menantikan kehadiran seorang anak selama puluhan tahun. Ketika anak yang dinantikan sudah diperoleh, dan disaat seorang ayah berada dipuncak kasih sayangnya kepada sang anak, Allah swt menginginkan anak itu diberikan untuk-Nya. Namun, Ibarahim as. dengan penuh ketaatan memberikan yang terbaik dari dirinya demi kepatuhan kepada Allah swt. Oleh karena itulah, Ibrahim as. dianugerahi prestasi sebagai muhsinîn. Seperti firman Allah swt dalam surat ash-Shafât [37]: 105
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “sesungguhnya kamu Ibrahim telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Dengan demikian, terdapat perbedaan prestasi yang diperoleh manusia dalam kedua hari raya îd al-fithr dan îd al-Adhha. Jika pada hari raya îd al-fithr seseorang menjadi muttaqîn melalu ibadah puasa, maka pada hari raya îd al-Adhha seseorang menjadi muhsinîn melalui pelaksanaan ibadah qurban.
Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Hajj [22]: 37
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik (muhsinîn).”
Posisi muhsinîn agaknya lebih sempurna dari posisi muttaqîn. Sebab, muttaqîn berarti kemampuan seseorang untuk memelihara diri agar selalu mengerjakan perintah Allah swt dan tidak melakukan larangan-Nya, sehingga dia terpelihara dari bencana, amarah, murka, dan siksa Allah swt. Sementara muhsinîn bukan hanya kemampuan seseorang untuk melakukan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya, namun juga kemampuan dan kemauan serta kerelaan seseorang mempersembahkan yang terbaik dari apa yang dimilikinya untuk ketaatannya kepada Allah swt. Itulah kiranya, kenapa hewan yang dikorbankan tidak boleh ada cacat pada tubuhnya, dan harus hewan yang sehat, gemuk yang menunjukan bahwa ia adalah yang terbaik yang harus diberikan untuk Allah swt.
Kalau kita berbicara ibadah qurban, maka ritual tersebut sudah sangat tua dan lama sekali, bahkan sama masanya dengan kemunculan manusia di pentas bumi ini. Dalam surta al-ma’idah [5]: 27 Allah swt berfirman
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Artinya: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”
Itulah awal mulanya ibadah qurban, yang dimulai dari pengorbanan dua anak Adam as. Habil dan Qabil. Allah swt menerima qurban Habil karena dia memberi miliknya yang terbaik untuk Allah swt dengan penuh keikhlasan. Sementara Allah swt menolak qurban Qabil, karena dia memberikan sesuatu yang buruk dari apa yang dimilikinya, itupun dilakukan dengan perasaan terpaksa dan tanpa keikhlasan.
Kemudian sejarah qurban ini berlanjut dalam setiap genarasi manusia, dan dalam setiap peradaban yang diciptakan manusia. Sehingga, ada sebagain yang menyimpang dari ritual yang diajarkan oleh Allah swt. Berdasarkan catatan sejarah, bahwa sebagian peradaban manusia kemudian menjadikan manusia sebagai qurban yang dipersembahkan kepada dewa-dewa yang diyakini tuhan penguasa manusia. Di Mesir misalnya, gadis tercantik dipersembahkan kepada dewa yang mereka sembah yaitu dewa sungai Nil. Sementara di Iraq (Babil), bayi-bayi dipersembahkan kepada dewa yang mereka sembah yaitu dewa Baal. Suku Astek di Meksiko, mempersembahkan jantung dan darah gadis perawan kepada Dewa Matahari. Di Eropa Utara atau daerah Skandinavia, orang-orang Viking mempersembahkan darah dan tubuh pemuka-pemuka agama mereka kepada dewa perang “Odin” sebagai qurban. Begitulah bentuk penyimpangan ritual qurban yang dilakukan manusia sepanjang sejarah kehidupan mereka di pentas bumi ini. Namun, ada hal yang menarik untuk dicermati, bahwa setiap peradaban manusia terlepas dari penyimpangan yang dilakukan, yang pasti mereka memberikan sesuatu yang terbaik untuk dipersembahkan sebagai qurban kepada tuhan mereka.
Kemudian datanglah nabi Ibrahim as. meluruskan penyimpangan terhadap ritual qurban tersebut. Allah swt juga menyuruh Ibrahim untuk menyembelih anaknya Isma’il as. namun kemudian menggantinya dengan sesembelihan yang besar berupa kibas, karena seorang manusia terlalu mahal harganya untuk dijadikan qurban –sekalipun tidak layak mengatakan ungkapan seperti itu untuk Allah- . Peristiwa tersebut direkam Allah swt dalam firman-Nya surat ash-Shafat [37]: 100-111.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ(100)فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ(101)فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ(102)فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ(103)وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ(104)قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ(105)إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ(106)وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ(107)وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ(108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ(109)كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ(110)إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ(111)
Artinya: “Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh (100), Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (101), Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (102), Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya) (103), Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim (104), sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105), Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106), Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (107), Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (108), (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim (109), Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (110), Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman (111).”
Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari cerita penyembelihan Isma’il as oleh Ibrahim as di atas. Pertama, betapa Ibrahim sebagai seorang hamba menunjukan kepatuhan dan ketaatannya kepada Allah swt. Karena semenjak awal kelahirannya, Ibrahim as. telah diberikan begitu banyak ujian oleh Allah swt. Namun, semua ujian itu diselasaikannya dengan sempurna. Seperti firman Allah swt dalam surat al-Baqarah [2]: 124
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan banyak ujian, lalu semua ujian itu diselesaikannya dengan sangat sempurna maka Allah berfirman; ”Saya menjadikan engkau imam (pemimpin) untuk manusia”, Ibrahim berkata; jadikan juga keturunanku menjadi imam. Allah menjawab “janji-Ku tidak akan mengenai orang yang zhalim.”
Ujian yang diberikan kepada Ibrahim as. mulai dari awal kelahirannya, di mana saat itu raja Namrudz mengeluarkan kebijakan bahwa setiap kelahiran anak-laki laki harus dibunuh. Sehingga Ibrahim as. dilahirkan ibunya ditempat yang jauh dari manusia. Setelah dewasa Ibrahim diperintahkan untuk menyeru ayahnya, kaumnya serta raja Namrudz untuk bertauhid kepada Allah swt dan menyembah-Nya, namun ajakan itu disambut kaumnya dengan membakarnya, bahkan ayahnya mengusirnya dari rumahnya. Kemudian setelah menikah, Ibrahim as. harus menunggu waktu yang sangat lama untuk bisa memperoleh keturunan. Diriwayatkan bahwa beliau memperoleh keturunan setelah berumur lebih dari 80 tahun. Setelah isterinya hamil dan saat akan melahirkan, Ibrahim as. disuruh mengantarkan isterinya di tempat yang tidak berpenghuni di padang pasir, sehingga dia tidak sempat melihat dan menyambut kelahiran anak yang sudah lama ditunggunya. Setelah anaknya menganjak dewasa, Allah swt menyuruh mengorbankannya dengan menyembelih anak tersebut.
Hal yang sangat menarik untuk direnungkan dari kisah penyembelihan Isma’il oleh Ibrahim seperti diceritakan dalam surat ash-Shafat di atas. Di mana Ibrahim berkata kepada anaknya Isma’il “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”. Ibrahim as. tidak berkata “Hai anakku! sesungguhnya aku bermimpi diperintah Allah untuk menyembelihmu”. Hal itu menunjukan bahwa Qurban bukanlah sebuah paksaan dan kewajiban. Qurban adalah ibadah yang menuntut kesadaran dan kerelaan seorang hamba untuk mencapai tingkat tertinggi. Lihatlah panggilan Allah kepada Ibrahim, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya…”. Allah swt. tidak menyeru Ibrahim dengan kalimat, “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah melaksanakan perintah-Ku…”. Sehingga, wajarlah kalau ibadah tersebut disebut Qurban (pendekatan paling sempurna). Karena, seorang hamba bersedia memberikan yang terbaik dari apa yang dimilikinya dengan kesadaran dan penuh kerelaan, tanpa ada paksaan apalagi ancaman dosa dan sanksi.
Masih banyak lagi bentuk ujian yang diberikan kepada Ibrahim as. Akan tetapi, semua ujian itu diselesaikan oleh Ibrahim as. dengan sempurna sehingga Allah swt mengangkatnya menjadi imam (pemimpin), dan menjadi orang muhsinîn.
Itulah pelajaran berharga yang bisa diambil dari Ibrahim as, bahwa kesuksesan menjalankan ujian akan membawa manusia menjadi orang yang terhormat, baik di hadapan Allah swt maupun di hadapan manusia. Begitu juga kesediaan memberikan yang terbaik untuk Allah swt akan membuat manusia menjadi kekasih Allah swt. Seperti firman Allah swt dalam surat al-Ma’idah [5]: 13
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ….
Artinya: “…maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (muhsinîn).”
Kedua, Ibrahim as. sebagai orang tua meminta pendapat anaknya sebelum melakukan keinginannya, sekalipun itu perintah Tuhan. sebab, seorang anak juga memiliki hak untuk ikut menentukan masa depannya. Hal itu tergambar dari ungkapan nabi Ibrahim as. "…Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”.
Begitulah seharusnya orang tua yang bijaksana terhadap anak mereka. Sebab, Anak juga punya hak untuk didengarkan pendapatnya oleh orang tua mereka. Orang tua sekalipun memiliki wewenang penuh terhadapnya, namun dalam memutuskan sesuatu apalagi yang terkait dengan masa depan sang anak, orang tua harus tetap mendengarkan kinginan sang anak. Orang tua yang bijaksana adalah orang tua yang tidak bersikap otoriter dan memaksakan kehendak kepada anak-anak mereka.
Ketiga, jawaban Isma’il as. yang begitu mantap sebagai cerminan seorang anak yang shalih. Ketika ayahnya meminta pendapatnya atas pengorbanan dirinya, dengan mantap Isma’il menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Begitulah gambaran seorang anak yang shalih dalam membuktikan bakti, kepatuhan, dan ketaannya kepada orang tuanya demi menunaikan perintah Allah swt. Tentu, semua orang tua mendambakan anak mereka menjadi anak yang shalih dan menjadi orang yang berbakti kepada mereka. Namun, memperoleh anak yang shalih bukanlah sesuatu yang mudah, karena orang tua harus memulainya sejak dini. Mulai dari memilih jodoh, memberikan makan yang halal lagi baik, dan yang paling penting memberikan pendidikan agama kepada mereka. Tentunya, ini semua adalah tanggung jawab orang tua.
Apalagi dengan melihat kondisi kemajuan zaman dan segala bentuk hasil peradaban yang diciptakan manusia. Jikalau para orang tua tidak hati-hati dan berupaya dengan keras mengarahkan pendidikan anaknya, amat mustahil anak yang shalih bisa diperoleh. Janganlah kita seperti yang pernah diriwayatkan Rasullah saw, bahwa nanti di akhirat ada seorang yang hendak melangkahkan kakinya ke sorga. Sesaat sebelum memasukinya, datang seorang yang berteriak “Ya Rabbi anshifni min hâdza al-zhâlim” (Ya Tuhan cegah dulu langkah orang zalim itu!). Tuhan bertanya “Kenapa engkau panggil dia orang zalim, bukankah dia orang tuamu?”. Jawabnya “Betul, dia adalah orang tua saya, dulu ketika di dunia dia adalah orang shalih dan taat kepada-Mu, sehingga Engkau hadiahkan sorga-Mu untuknya hari ini. Namun, keshalihan dan ketaatan itu hanya untuk dirinya, dia tidak pernah memperhatikan dan menyuruhku menyembah-Mu, sehingga hari ini engkau hadiahkan neraka-Mu untukku. Aku minta keadilan kepada-Mu”. Tuhan pun memberikan keadilan dengan saling menukar posisi mereka. Anak menggantikan ayahnya masuk sorga, dan ayah menggantikan anaknya masuk neraka.

Sejarah Puasa Umat Umat terdahulu

Sejarah Puasa Umat-Umat terdahulu
Puasa adalah salah satu dari tiga ibadah yang sama tuanya dengan umur manusia di muka bumi ini. Dua ibadah lainya adalah shalat, seperti disebutkan dalam surat al-Mudatstsir [74]: 40-43, dan Qurban seperrti disebutlan dalam surat al-Ma’idah [5]: 27. Sementara ibadah puasa terdapat dalam surat al-Baqarah; 184
…كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “…Sebagaimana telah diwajibkan juga kepada orang-orang yang sebelum kamu mudah-mudahan kamu bertaqwa”.
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa nabi Adam as. sesampainya di bumi setelah diturunkan dari sorga akibat dosa dan kesalahan yang dilakukan, dia bertaubat kepada Allah swt dan berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa hari putih yang juga sunah untuk dikerjakan pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
Nabi Daud as juga melaksanakan puasa, bahkan dalam waktu yang cukup lama yaitu setengah tahun, di mana nabi Daud berpuasa satu hari dan berbuka satu hari begitulah selama satu tahun. Al-Qurthubi, dalam kitab al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan, puasa kepada Yahudi selama 40 hari, kemudian umat nabi Isa selama 50 hari. Tetapi kemudian mereka merubah waktunya sesuai keinginan mereka. Jika bertepatan dengan musim panas mereka menundanya hingga datang musim bunga. Hal itu mereka lakukan demi mencari kemudahan dalam beribadah. Itulah yang disebut nasi’ seperti disebutkan dalam surat at taubah: 37
إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ…
Artinya: “Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan haram itu adalah menambah kekafiran, disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mensesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah…”
Hal itu menggambarkan betapa umat Yahudi selalu menghindarkan diri untuk melaksanakan ibadah dengan sempurna sesuai aturan Tuhan. mereka menginginkan puasa dilaksanakan selalu pada musim dingin atau musim bunga yang siangnya lebih pendek dari malam, berbeda dengan puasa pada musim panas, disamping suhu yang panas siang juga lebih panjang dari malam hari. Sehingga, puasa akan terasa sangat sulit dan melelahkan.
Namun, begitulah hikmahnya Allah memerintahkan puasa berdasarakan perjalan bulan bukan matahari agar puasa dirasakan pada semua musim dan semua kondisi. Sebab, jika puasa berdasarkan perjalan matahari, maka ibadah puasa akan selau berada dalam satu keadaan. Jika tahun ini puasa di mulai pada musim panas, maka selamanya puasa akan berada pada musim panas. Berbeda dengan perjalanan bulan yang selalu berubah, di mana jika tahun ini puasa dilaksanakan pada musim panas, maka tahun depan atau beberapa tahun kemudian puasa akan dilaksanakan pada musim dingin atau semi dan seterusnya. Begitulah yang disebutkan Allah swt, dalam surat al-Baqarah: 186
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya: …Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,…
Dalam sebuah riwayat juga ditemukan bahwa umat Yahudi berpuasa pada setiap tanggal 10 Muharram, sebagai syukur atas keselamatan Musa dari kejaran Fir’aun. Maka Nabi SAW juga memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram yang dikenal dengan puasa hari Asyura.
Umat Yahudi juga diperintahkan berpuasa 1 hari pada hari ke 10 bulan ke 7 dalam hitungan bulan mereka selama sehari semalam. Sementara masyarakat Mesir kuno, Yunani, Hindu, Budha, juga melaksanakan puasa berdasarkan perintah tokoh agama mereka. Umat Nashrani juga berpuasa dalam hal-hal tertentu, seperti puasa daging, susu, telur, ikan, bahkan berbicara. Seperti yang pernah dilakukan Maryam ibu Nabi Isa sebagaimana dalam surat Maryam [19]: 26
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya: “…Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini".
Mengetahui sejarah puasa umat terdahulu penting untuk diketahui agar kita jangan mencontoh puasa umat lalu, seperti umat Yahudi yang memilih waktu puasa seenaknya bukan menurut aturan Allah. sebab, ibadah yang lakukan dengan “kelicikan” kerugiannya akan diderita oleh manusia itu sendiri. Kita juga harus menyadari bahwa puasa adalah ibadah yang pelaksanaannya menuntut keimanan dan kesadaran. Ibadah puasa adalah untuk manusia itu sendiri. Bukankah Allah menegaskan bahwa tujuan puasa adalah untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Puasa akan menjadikan manusia berubah dari tingkat mukmin menjadi muttaqin.
Untuk bisa berubah ke arah dan bentuk yang lebih baik, bukan hanya manusia yang berpuasa, akan tetapi sebagian binatangpun ketika bermetamorfosa (merobah wujud) juga berpuasa, seperti halnya kupu-kupu yang berubah dari ulat yang bentuk dan rupanya jelek dan berjalan melata, menjadi seekor kupu-kupu yang bersayap dan berawarn indah serta bisa terbang karena berpuasa.

Bot Empires and Allies with Plugin versi 15 eighbor

From Njank- For You

1. pertama download BOT nya > CLICK <
2. kalo sudah mendownload BOT nya, sekarang download plugin V015nya > CLICK <
3. udah di download semua? yaudah tidur. (?) hahaha bercanda gan. :p kalo sudah di download semua. agan install dulu EAA BOT nya, saya sarankan ngeinstallnya di drive D aja. karena saya installnya di situ.
4. sudah di install? yaudah buka file Empires26Allies_Multi_File015 trus agan ekstrak file itu ke folder instalan EAA BOT tadi.
5. jika sudah begitu, kalian buka Internet Explorer (wajib pakai IE) yang ada di PC/ laptop kalian. trus buka FB agan di IEnya. kalo sudah di buka yasudah biarkan kalo mau loginnya di BOTnya juga gpp.
6. kalo sudah buka FB agan di IE, kalian buka EAA BOTnya deh. trus agan klik start, nanti kan muncul tab tab baru tuh? seperti ini.






7. kalo sudah seperti itu agan pilih tab Neighbors, trus setting seperti ini, lihat gambar:(settingan)

klik gambar untuk memperbesar

kalo sudah seperti itu, (eits jangan lupa Save Setting dulu) kembali ke tab Main, trus start deh. taraaa :)

--->SELAMAT MENCOBA!!<---

ini cara untuk jalan jalan ketetangga secara otomatis. di ane 1 tetangga dapet coin sekitar 15rb dan dapet 1 energy juga, bayangkan kalo tetangga kita ada 50 orang? kaliin aja 50 dapet, wow 750rb :D . (di cara ini kita tak mendapatkan PP)

hasil
klik gambar untuk memperbesar

Tips - Trick komputer

Tips Merawat Komputer dan Tips Perawatan Komputer atau PC
Tips Cara Perawatan Printer atau Cara Merawat Printer
Tips Ampuh Mematikan Autorun
Tips Mudah Cara Instal Driver Laptop, Komputer, dan Netbook
Tips Cerdas Cara Mengenali 7 Arti Lampu Kedip Printer Canon Pixma IP dan Solusinya
Tips Jitu Mempercepat Proses Booting Windows 7
Tips Nyleneh Cara Membuat Layar Laptop Terbalik di Windows
Tips Ringan Cara Meminimize Seluruh Program Di Windows 7
Tips Cerdas Cara Menampilkan Operasi Matematika Equation Tools di Microsoft Word 2007
Tips Manjur Cara Menentukan Program Default di Windows 7
Tips Saleh Cara Menggunakan Komputer Di Bulan Puasa
Tips Cerdas Cara Mengatasi Wintoflash Cannot Lock The Drive
2 Cara Kilat Install Netbook, Laptop dengan Flashdisk
Tips Microsoft Excel yang Wajib Dikuasai Seorang Guru
Disable dan Enable Ctrl Alt Del ketika login di Windows Xp, Vista dan windows 7
Menghentikan program yang tidak dikehendaki (hidden process/ virus), memakai Securuty Task Manager
Menormalkan kembali atribut hidden folder dan file di dalam flash disk yang disembunyikan oleh virus
Tips Membuat Irit Konsumsi Baterai Laptop
Proteksi dokumen Ms.office dengan password
Backup Driver Komputer
Cegah Autorun dengan Autorun Eater 2.3
Cd Drive Tools, untuk buka tutup tray CD/DVD Rom dengan klik mouse
Aplikasi Pengunci Tombol Keyboard
Proteksi Dokumen dengan Menyembunyikan Folder Memakai My Lockbox
Tips Menyembunyikan Drive Komputer
Menampilkan kembali Folder Options yang hilang di Windows xp
Membuat Autohide Shortcut di Desktop
Disable Fungsi Port USB Disk

Tips-Trick Blogger widget dan kode Javascript

LANGKAH PEMBUATAN BLOG
cara membuat addres bar berjalan di blog
berbagi ilmu
Cara Memasang Animasi Tags Cloud
Menampilkan Status Yahoo Mesengger di Gadget Profil
Membuat Widget "Change Font This Blog" di Blog
Cara Membuat Sub Dropdown Pada Horizontal Menu
Tips Making Link list With Scrool
Cara membuat link dengan scrool dan bergerak
Cara Membuat Tempat Link
Cara Menambahkan Icon pada Link List / Label
Cara Membuat ScrollBar Pada Arsip Blog anda
Cara Membuat Efek Energy Saving Pada Blogspot
Memasang Effect cursor bertaburan bintang
Memasang Primbon di blog
Cara Membuat Auto Hide pada Navbar Blog
Cara membuat Shoutmix / buku tamu Tersembunyi
Membuat Widget Recent Comment ( Komentar Terbaru)Java Script
Cara Membuat Widget Multi Halaman/TabView
Cara Membuat gambar loading tampil di blog
Membuat Judul Blog Bergerak atau Berjalan
Cara Membuat Kelelawar/ kupu-kupu Terbang di Blog
Cara Membuat Roaming effect Blog
Cara membuat Gambar Membesar di blog
Cara Membuat Efek Link Berwarna-warni JavaScript
Cara Memberi Efek Blur pada Gambar dengan Java Script
Cara Menghilangkan Judul Blog Di Header
Cara Menghilangkan Tulisan Subscribe To Post Atom di Blog
Cara Membuat Halaman Penuh Tanpa Sidebar
Cara Menghilangkan Judul Blog Di Header
Cara Menghilangkan Tulisan Subscribe To Post Atom di Blog
Membuat favicon scroll text dengan mudah
Cara menaruh kode HTML di postingan blog
Cara mengatur postingan pada beranda blog
Pasang Widget penterjemah from google
Cara menampilkan kode html / javascript di postingan
cara membuat salam penutup di blog
widget google translate Versi.2
Cara membuat Cursor Menjadi Gambar di blog anda
Cara Daftar & Pasang Widget Histats di Blog anda
membuat text area di postingan blog
membuat widgets 3 kolom di bawah header blog
Tips membuat gambar Berada Di pojok blog
trick membuat readmore otomatis di blog
Tips memprotek blog dari penjiplakan
membuat salam pembuka di blog

Category software dan aplikasi

cara ngakalin billing warnet (1)
Tips Merubah File Pdf ke Swf Pdf to swf converter
Tips Menuliskan Ayat Al-quran Beserta Terjemahan Ke Ms Word Secara Otomatis Text bukan gambar
20 Arabic Font Keren Gratis
18 Software Gratis
Ebook Lengkap Panduan PHP dan MySql Gratis
Download Frame Foto Gratis
software fulll version
WebcamXP Pro 5.5.1.0 Full Patch Keygen
SpeedUpMyPC 2011 5.1.1.3 Full With Key
Download Copy Protect 1.5 Full Crack
Testing Memory RAM Dengan MemTest86+ 4.20
Software Pencari Chord Guitar Otomatis
Download Windows Movie Maker 6.0 Support Windows 7
software editing gambar ke video
Easy Icon Maker 5.5
Laporan Praktikum Java Internet anda
Tutorial lengkap JAVA Programming
Modul Kuliah Macromedia Flash 2
Download CD Ilmu Komputer
PCMAV (Anti Virus)
Opera mini versi 5 BETA
Download Ebook Safety Riding
OllyDBg - 32 bit Assembler
Download Aplikasi PDF to Word Converter 1.1
Download Aplikasi ColorPic
instant Messenger Alternatif dengan Fitur SMS Gratisan
doPDF - Free PDF Converter
Download IE7 PRO
Download Vista Start Menu
Download EximiousSoft Banner Maker
WinShalat 1.0 (Aplikasi pembelajaran sholat gratis
Quran Desk v.4.29 - Menampilkan Terjemah di Desktop
DOwnload HTTrack Website Copier
software unik dan gokil
bermain-piano-di-pc-dengan-pianofx
Download Photoscape V3.4
portable-photoshop-cs4
Portable Google Chrome 3.0.195.33
Online banyak ID yahoo dalam satu PC
Versi terbaru Opera 10.53
Mengconvert Video Dengan iWisoft Free Video Converter
Backup Dan Sinkronisasi Data Dengan DropBox
Bullzip PDF Printer Aplikasi Pencetak File PDF Gratis
Membersihkan File Sampah Dengan BleachBit Portable
Download Game Gratis TAGAP 2
Mengelola Jadwal Dengan EssentialPIM

Recent Post

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

Followers

ads
free counters
IP